dari segi
anthroposentrik atau kepentingan manusia, serangga dapat berperan secara
positif dan juga secara negatif bagi manusia, yaitu 90% yang menguntungkan dan sisanya
merugikan. Serangga yang menguntungkan yaitu berperan sebagai berikut :
a. Penyerbuk
tanaman yang sangat berperan penting dalam bidang pertanian dikarenakan banyak
tanaman yang bergantung terhadap serangga sebagai polinatornya, perbandingan
produksi yang dihasilkan oleh tanaman yang menggunakan serangga sebagai
polinatornya dengan menggunakan penyerbukan oleh angin dan manusia yaitu dengan
menggunakan serangga dapat menghasilkan produk yang jauh lebih besar dan banyak
dibandingkan dengan penyerbukan secara alami (angin) maupun buatan (manusia).
b. Menghasilkan
produk yang komersial, seperti penghasil sutera yang berasal dari pupa ulat
sutera yang dapat digunakan sebagai bahan pakaian yang dimulai sejak 2500 SM di
China, penghasil madu yang bisa mendapatkan nilai produksi hingga 250 juta US
dollar di USA; penghasil lak yang merupakan sekresi kutu lak yang berfungsi
untuk bahan dasar pernis, piringan hitam dan bahan insulin; penghasil pewarna
makanan dan juga bisa digunakan untuk pewarna lukisan dan kosmetik yang berasal
dari kutu (scale insects).
c. Pengurai
(detrivora) Bahan Organik, banyak serangga yang berhabitat didalam tanah
berperan sebagai saprofag sehingga dapat memperlancar siklus hara dan juga
dapat membuat tanah lebih subur dan mendapat oksigen yang lebih baik. Ada juga
yang berperan sebagai pemakan bangkai atau zoosaprofag yang dapat dimanfaatkan
dalam bidang kedokteran atau khususnya entomologi forensik yang dimana terdapat
beberapa serangga pemakan mayat yang secara tidak langsung bisa berperan
sebagai pengurai. Beberapa serangga juga berperan sebagai pemakan kotoran atau
koprofag yang secara cepat dapat menghancurkan kotoran.
d. Sebagai
salah satu rantai makanan dalam ekosistem, jadi secara ekologi serangga
mempunyai peran yang sangat beragam dan seringkali serangga mendominasi rantai
makanan di dalam biomassa dan kekayaan spesies. Pada rantai makanan serangga
berada pada kelompok detrivora (pengurai), saprofaga (pembusuk), kilofaga
(pemakan kayu), fungifora (pemakan jamur), fitofaga (pemakan dan penghisap
cairan tanaman/herbivora) dan karnivora (pemakan hewan).
e. Sebagai
Musuh alami, serangga yang berperan sebagai musuh alami ini sudah ada sejak
sejak setengah abad yang lalu yang digunakan untuk mengendalikan serangga hama,
yang tergolong musuh alami adalah yang berfungsi sebagai predator yaitu
serangga yang memakan serangga lain untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. dan
parasitoid yaitu serangga menumpang
dan memanfaatkan serangga lain untuk kelangsungan hidupnya, jadi serangga yang berperan sebagai
parasitoid meletakkan telurnya di dalam atau diluar tubuh inang (serangga
sasaran) hingga telur tersebut menetas dan menjadi larva.
f.
Sebagai bahan makanan, terdapat jenis-jenis
serangga yang mengandung protein dan energi yang cukup tinggi dan juga
mengandung jenis vitamin dan mineral serangga
yang dapat dikomsumsi oleh manusia tetapi dapat menyebabkan alergi bila
dikomsumsi terlalu banyak dan dalam waktu yang lama. Manusia dibeberapa daerah
tertentu makan serangga, masyarakat Indonesia menkomsumsi ulat jati, ulat turi,
laron dan belalang, masyarakat Meksiko menkomsumsi ulat yang dijual dalam
kaleng, masyarakat Thailand mengkomsumsi belastomatidae yang dibuat bumbu
masakan dan di masyarakat Afrika menkomsumsi laron dan belalang. Serangga dapat membentuk 5-10% protein hewani
tahunan yang dikomsumsi oleh beberapa penduduk asli di berbagai tempat.
Disamping itu banyak serangga yang mempunyai rasa gurih, misalnya seperti rasa
kacang. Tetapi secara umum, komposisi asam aminonya kurang ideal sehingga perlu
dilengkapi dengan sumber protein yang lain, seperti protein dari tumbuhan. Serangga
juga dapat dikonsumsi oleh hewan, misalnya sebagai pakan burung predator yang
dipelihara oleh manusia dengan menggunakan jangkrik yang sering diternakkan
secara komersial sebagai pakan ikan dan juga kelelawar. dan juga pupa ulat
sutera yang sering digunakan sebagai pakan ayam yang kaya akan protein.
g. Berguna di
bidang kedokteran, beberapa produk farmasi dihasilkan dari serangga, Lalat
Spanyol digunakan untuk ‘obat’ bagi lelaki di Meksiko, sengat lebah digunakan
untuk mengobati reumatik dan alergi serta belatung lalat untuk mengobati luka.
Dalam dunia forensik, serangga dari ordo Diptera, Cileoptera, Hymeniptera, dan
Lepidoptera dapat digunakan untuk menentukan waktu kematian.
h. Sebagai
model dalam ilmu pengetahuan. Jadi serangga merupakan model yang bermanfaat
untuk memahami proses biologi secara umum. Contohnya pada lalat cuka yang
memiliki waktu dan generasi pendek, fekunditas tinggi serta mudah dibiakkan dan
dimanipulasi dalam skala laboratorium, sehingga sangat ideal digunakan dalam
penelitian genetika dan sitologi.
i.
Pemakan
Gulma, sebagai herbivora serangga merupakan pengendalian yang efektif dalam
menekan populasi gulma di pertanaman budidaya, sehingga hal ini dapat
menguntungkan bagi manusia khusunya bagi petani. Tetapi ada juga serangga yang dulunya
pemakan gulma beralih menjadi pemakan tanaman budidaya (kentang) yaitu kumbang
Colorado.
j.
Dibidang Aestetika, selain sebagai model
dalam ilmu pengetahuan, serangga juga digunakan model dalam aestetika,
maksudnya berbagai variasi dalam struktur dan warna serangga merupakan hal yang
menarik bagi para pecinta seni dengan menggunakannya sebagai model dalam
pakaian tradisional dan lukisan batik di Nusantara. Karena keindahannya banyak
orang yang menyenangi mengoleksi serangga dan bahkan ada yang mengumpulkan
untuk menjual dengan harga yang tinggi. Serangga dengan harga jual yang tinggi
yaitu kumbang (Lucanidae) dari Australia seharga 40.000 US dollar.
Serangga
yang berperan negatif bagi manusia yaitu sebagai berikut :
a. Hama tanaman,
hampir semua tanaman diserang oleh serangga hama dan juga ada serangga yang
menjadi hama pada tanaman pasca panen. Sekitar 1% dari spesies serangga
bersifat sebagai hama. Upaya pengendalian hama memerlukan pemahaman mengenai
prikehidupan serangga atau ekologi serangga. Hama serangga dapat merugikan
petani karena dapat menurunkan produksi panen.
b. Vektor
penyakit pada tanaman, manusia dan hewan, selain merusak langsung, serangga
juga dapat berperan dalam vektor penyakit virus pada tanaman.
c. Merusak
bangunan, rayap merupakan serangga yang paling sering merusak bangunan,
terutama pada bangunan yang tidak terpakai atau telah lama.
0 komentar:
Posting Komentar