Resume
BAB I
Peranan, Keanekaragaman dan Konservasi dari Serangga
Entomologi
Entomologi adalah ilmu yang mempelajari
mengenai serangga. Orang-orang yang mempelajari, mengamati, mengumpulkan dan
bereksperimen mengenai serangga disebut ahli entomologi. Penelitian yang
dilakukan adalah berasal dari ilmu biologi, evolusi, ekologi, prilaku, anatomi,
fisiologi, biokimia dan genetika. Para ahli entomologi bekerja dengan beberapa
faktor, salah satunya kondisi laboratorium yang mudah, masyarakat yang
mendukung serta banyaknya serangga.
Ilmu serangga yang modern dimulai pada awal
abad 18 ketika ditemukan literatur klasik, Penyebaran rasionalisme dan
ketersediaan tanah serta alat-alat optik sehingga pembelajaran mengenai
serangga dapat diterima oleh masyarakat. Charles darwin adalah kolektor kumbang
dalam sejarah alam. Sepanjang hidupnya ia melanjutkan studi evolusi serangga
dan berkomunikasi dengan ahli entomologi amatir seluruh dunia. Jean Henri Fabre
dalam mengamati prilaku serangga. Yang diamati yaitu, ukuran, struktur dan
warna pada serangga. Ada rumor yang salah mengenai ahli serangga yang membunuh
serangga tetapi pada kenyataannya entomologi mencakup banyak aspek yang
positif, karena manfaatnya lebih besar daripada kerugiannya.
Pentingnya serangga
Banyak alasan untuk mempelajari serangga.
Serangga mendominasi rantai makanan dan jaring makanan dalam urutan kedua.
Serangga mengkomsumsi makanan yang berbeda-beda tergantung jenis serangga yaitu
sebagai dekomposer, hidup dikayu yang mati, indikator dalam air, herbivora,
sebagai predator dan parasitisme. Mereka hidup di air dan di tanah selama
sebagian atau selama hidupnya. Pola hidup serangga yaitu soliter dan
berkelompok. Serangga bisa terlihat dengan jelas, bisa meniru objek lain dan
bersembunyi. Serangga ada yang aktif pada malam hari dan ada pula yang aktif
pada siang hari. Serangga bisa hidup pada kondisi yang ekstrim, misalnya pada
cuaca panas, dingin, basah, kering dan tak terduga.
Masing-masing spesies serangga merupakan
bagian dari sebuah kumpulan besar suatu koloni serangga, jadi apabila terjadi
penurunan populasi maka akan mempengaruhi komplisitas dan kelimpahan organisme
lain. Beberapa serangga memiliki fungsi ekologis mereka. Sebagai contoh, rayap
mengkorversi selulosa dalam tropis tanah sehingga menjadi sumber penataan
tanah. Serangga berhubungan erat dengan kelangsungan hidup manusia, serangga
tertentu merusak kesehatan manusia, mempengaruhi pertanian dan hortikultura.
Serangga sangat menguntungkan bagi manusia, menyediakan bahan makanan untuk
manusia, contohnya lebah madu yang menyediakan madu dan sekaligus sebagai
polinator untuk pertanian. Nilai penyerbukan lebah madu diperkirakan US$ 15
miliar per tahun di Amerika Serikat. Jadi total nilai ekonomi untuk jasa
penyerbukan pada tanaman digunakan langsung untuk kebutuhan manusia yang secara
global telah diperkirakan menjadi lebih dari $200 miliar per tahun (berdasarkan
data produksi dan konsumsi 2005). Selain itu, serangga memiliki berbagai macam
senyawa kimia, beberapa diantaranya dapat dikumpulkan, diekstrak atau
disintesis. Misalnya Kitin, komponen kutikula serangga dan tindakan derivatif
seperti antikoagulan yang meningkatkan penyembuhan luka bakar, mengurangi
kolesterol serum yang berfungsi sebagai anti alergi pada penggunaan obat dan
meningkatkan penghapusan polutan dari air limbah.
Serangga memberikan manfaat yang banyak pada
ekonomi serta lingkungan. Karakteristik dari beberapa serangga bisa dengan
mudah diketahui dengan mempelajari prose biologisnya. Misalnya, generasi waktu
yang singkat, tinggi fekunditas dan kemudahan pemeliharaan di laboratorium. Salah
satu contoh pada lalat buah, Drosophila melanogaster yang telah dibuat model penelitian
organisme. Pada serangga ini telah menjelaskan pemahaman tentang genetika dan
sitologi serta menyediakan bahan eksperimental untuk kemajuan dalam biologi
molekuler, embriologi dan perkembangan.
Keanekaragaman serangga
Serangga
adalah komponen utama keanekaragaman hayati makroskopik, untuk taksonomi
serangga, lebih dari 1 juta spesies serangga telah dijelaskan, yang telah
tercatat dalam publikasi taksonomi sebagai ilmu pengetahuan, disertai dengan
deskripsi atau cara lain untuk mengenali spesies serangga tertentu.
Spesies serangga didistribusikan tidak merata
antara kelompok taksonomi lebih tinggi dimulai dari kumbang (Coleoptera), lalat
(Diptera), tawon, semut, dan lebah (Hymenoptera), kupu-kupu dan ngengat
(Lepidoptera) dan Kepik (Hemiptera).
J.B.S. Haldane menunjukkan bahwa banyak
sekali spesies untuk kumbang, karena mereka terdiri dari hampir 40% dari total
serangga keseluruhan (lebih dari 350.000 spesies). Hymenoptera memiliki lebih
dari 115.000 spesies, dengan Diptera dan Lepidoptera masing-masing memiliki 150.000
spesies, dan Hemiptera hampir 100.000. Orde sisa serangga hidup, tidak melebihi
kira-kira 20.000 spesies Orthoptera (belalang dan jangkrik). Dermaptera dengan
kurang dari 2000 spesies dan kecoak (Blattodea, termasuk rayap) dengan hanya
sekitar 6600 spesies.
Perkiraan taksonomi serangga di atas mewakili
usaha kumulatif oleh para taksonomi serangga yang banyak dari seluruh dunia
lebih dari 250 tahun. Perhitungan yang diperlukan untuk memperkirakan kekayaan
total spesies, yang berkisar dari beberapa 3 juta untuk sebanyak 80 juta
spesies. Perhitungan ini berdasarkan ekstrapolasi rasio dalam satu taksonomi
grup (atau daerah) yang lain tidak terkait kelompok (atau daerah), atau
menggunakan rasio skala hierarki, ekstrapolasi dari subgrup (atau daerah
bawahan) lebih inklusif kelompok (atau lebih luas daerah).
Umumnya, rasio berasal dari iklim/tropis, untuk
kelompok-kelompok terkenal seperti vertebrata memberikan perkiraan yang agak
konservatif jika digunakan untuk memperkirakan dari iklim taksa serangga untuk
pada dasarnya tidak diketahui fauna tropis serangga. Perkiraan paling
kontroversial, berdasarkan hierarki scaling dan menyediakan tertinggi
diperkirakan jumlah total spesies, adalah ekstrapolasi dari sampel dari spesies
pohon tunggal untuk kekayaan spesies serangga global rainforest.
Sampel digunakan kabut insektisida untuk
menilai fauna sedikit diketahui lapisan atas (canopy) dari hutan hujan yang
salah. Banyak dari ini memperkirakan peningkatan kekayaan spesies berasal dari
arboreal kumbang (Coleoptera), tapi beberapa kelompok kanopi penghuni lain yang
jauh lebih banyak daripada yang diyakini sebelumnya.
Pada keanekaragaman hayati serangga
setidaknya di beberapa hutan tropis, tampaknya sangat kurang dari perkiraan
awal. Perkiraan global keragaman serangga yang dihitung dari ahli belum
dideskripsikan spesies antara serangga studi mereka cenderung relatif rendah.
Jelas ada harapan bahkan penyebaran spesies tidak realistis, karena beberapa
kelompok dan wilayah di dunia yang kurang dikenal.
Biogeografi serangga
Pada umumnya, rasio dari temperatur spesies
yang diketahui untuk kelompok vertebrata, estimasinya lebih rendah dibandingkan
dengan temperatur dari serangga.
Untuk serangga, ada yang aktif di malam hari
dan ada juga di siang hari. Biasanya yang aktif di siang hari memiliki warna
yang mencolok dibandingkan dengan yang nokturnal atau yang aktif pada malam
hari.
Pola penyebaran serangga didasarkan pada
lingkungan dan juga sumber makanannya, jadi semakin tinggi sumber makanan maka
semakin rendah kemampuan serangga untuk bermigrasi atau berdiapouse. Begitu
pula dengan lingkungan, jadi semakin tinggi kelembaban suatu wilayah, maka
semakin tinggi pula perkembangan serangga diwilayah tersebut.
Serangga dan ekosistem
Serangga penting untuk fungsi ekosistem,
yaitu dalam proses daur ulang, melalui pengurai tanah, degradasi kayu dan
serasah daun, penyebaran jamur atau sebagai vektor, perbanyakan tanaman,
penyerbukan tanaman, pemeliharaan tanaman, vektor penyakit hewan besar, sebagai
predator, parasitisme dan sebagai fitofag.









0 komentar:
Posting Komentar