Jumat, 27 September 2013

Resume Buku Gullan "The Insects" Bab 1



Resume
BAB I
Peranan, Keanekaragaman dan Konservasi dari Serangga

Entomologi
Entomologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai serangga. Orang-orang yang mempelajari, mengamati, mengumpulkan dan bereksperimen mengenai serangga disebut ahli entomologi. Penelitian yang dilakukan adalah berasal dari ilmu biologi, evolusi, ekologi, prilaku, anatomi, fisiologi, biokimia dan genetika. Para ahli entomologi bekerja dengan beberapa faktor, salah satunya kondisi laboratorium yang mudah, masyarakat yang mendukung serta banyaknya serangga.
Ilmu serangga yang modern dimulai pada awal abad 18 ketika ditemukan literatur klasik, Penyebaran rasionalisme dan ketersediaan tanah serta alat-alat optik sehingga pembelajaran mengenai serangga dapat diterima oleh masyarakat. Charles darwin adalah kolektor kumbang dalam sejarah alam. Sepanjang hidupnya ia melanjutkan studi evolusi serangga dan berkomunikasi dengan ahli entomologi amatir seluruh dunia. Jean Henri Fabre dalam mengamati prilaku serangga. Yang diamati yaitu, ukuran, struktur dan warna pada serangga. Ada rumor yang salah mengenai ahli serangga yang membunuh serangga tetapi pada kenyataannya entomologi mencakup banyak aspek yang positif, karena manfaatnya lebih besar daripada kerugiannya.

Pentingnya serangga
Banyak alasan untuk mempelajari serangga. Serangga mendominasi rantai makanan dan jaring makanan dalam urutan kedua. Serangga mengkomsumsi makanan yang berbeda-beda tergantung jenis serangga yaitu sebagai dekomposer, hidup dikayu yang mati, indikator dalam air, herbivora, sebagai predator dan parasitisme. Mereka hidup di air dan di tanah selama sebagian atau selama hidupnya. Pola hidup serangga yaitu soliter dan berkelompok. Serangga bisa terlihat dengan jelas, bisa meniru objek lain dan bersembunyi. Serangga ada yang aktif pada malam hari dan ada pula yang aktif pada siang hari. Serangga bisa hidup pada kondisi yang ekstrim, misalnya pada cuaca panas, dingin, basah, kering dan tak terduga.
Masing-masing spesies serangga merupakan bagian dari sebuah kumpulan besar suatu koloni serangga, jadi apabila terjadi penurunan populasi maka akan mempengaruhi komplisitas dan kelimpahan organisme lain. Beberapa serangga memiliki fungsi ekologis mereka. Sebagai contoh, rayap mengkorversi selulosa dalam tropis tanah sehingga menjadi sumber penataan tanah. Serangga berhubungan erat dengan kelangsungan hidup manusia, serangga tertentu merusak kesehatan manusia, mempengaruhi pertanian dan hortikultura. Serangga sangat menguntungkan bagi manusia, menyediakan bahan makanan untuk manusia, contohnya lebah madu yang menyediakan madu dan sekaligus sebagai polinator untuk pertanian. Nilai penyerbukan lebah madu diperkirakan US$ 15 miliar per tahun di Amerika Serikat. Jadi total nilai ekonomi untuk jasa penyerbukan pada tanaman digunakan langsung untuk kebutuhan manusia yang secara global telah diperkirakan menjadi lebih dari $200 miliar per tahun (berdasarkan data produksi dan konsumsi 2005). Selain itu, serangga memiliki berbagai macam senyawa kimia, beberapa diantaranya dapat dikumpulkan, diekstrak atau disintesis. Misalnya Kitin, komponen kutikula serangga dan tindakan derivatif seperti antikoagulan yang meningkatkan penyembuhan luka bakar, mengurangi kolesterol serum yang berfungsi sebagai anti alergi pada penggunaan obat dan meningkatkan penghapusan polutan dari air limbah.
Serangga memberikan manfaat yang banyak pada ekonomi serta lingkungan. Karakteristik dari beberapa serangga bisa dengan mudah diketahui dengan mempelajari prose biologisnya. Misalnya, generasi waktu yang singkat, tinggi fekunditas dan kemudahan pemeliharaan di laboratorium. Salah satu contoh pada lalat buah, Drosophila melanogaster yang telah dibuat model penelitian organisme. Pada serangga ini telah menjelaskan pemahaman tentang genetika dan sitologi serta menyediakan bahan eksperimental untuk kemajuan dalam biologi molekuler, embriologi dan perkembangan.
           
Keanekaragaman serangga
            Serangga adalah komponen utama keanekaragaman hayati makroskopik, untuk taksonomi serangga, lebih dari 1 juta spesies serangga telah dijelaskan, yang telah tercatat dalam publikasi taksonomi sebagai ilmu pengetahuan, disertai dengan deskripsi atau cara lain untuk mengenali spesies serangga tertentu.
Spesies serangga didistribusikan tidak merata antara kelompok taksonomi lebih tinggi dimulai dari kumbang (Coleoptera), lalat (Diptera), tawon, semut, dan lebah (Hymenoptera), kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera) dan Kepik (Hemiptera).
J.B.S. Haldane menunjukkan bahwa banyak sekali spesies untuk kumbang, karena mereka terdiri dari hampir 40% dari total serangga keseluruhan (lebih dari 350.000 spesies). Hymenoptera memiliki lebih dari 115.000 spesies, dengan Diptera dan Lepidoptera masing-masing memiliki 150.000 spesies, dan Hemiptera hampir 100.000. Orde sisa serangga hidup, tidak melebihi kira-kira 20.000 spesies Orthoptera (belalang dan jangkrik). Dermaptera dengan kurang dari 2000 spesies dan kecoak (Blattodea, termasuk rayap) dengan hanya sekitar 6600 spesies.
Perkiraan taksonomi serangga di atas mewakili usaha kumulatif oleh para taksonomi serangga yang banyak dari seluruh dunia lebih dari 250 tahun. Perhitungan yang diperlukan untuk memperkirakan kekayaan total spesies, yang berkisar dari beberapa 3 juta untuk sebanyak 80 juta spesies. Perhitungan ini berdasarkan ekstrapolasi rasio dalam satu taksonomi grup (atau daerah) yang lain tidak terkait kelompok (atau daerah), atau menggunakan rasio skala hierarki, ekstrapolasi dari subgrup (atau daerah bawahan) lebih inklusif kelompok (atau lebih luas daerah).
Umumnya, rasio berasal dari iklim/tropis, untuk kelompok-kelompok terkenal seperti vertebrata memberikan perkiraan yang agak konservatif jika digunakan untuk memperkirakan dari iklim taksa serangga untuk pada dasarnya tidak diketahui fauna tropis serangga. Perkiraan paling kontroversial, berdasarkan hierarki scaling dan menyediakan tertinggi diperkirakan jumlah total spesies, adalah ekstrapolasi dari sampel dari spesies pohon tunggal untuk kekayaan spesies serangga global rainforest.
Sampel digunakan kabut insektisida untuk menilai fauna sedikit diketahui lapisan atas (canopy) dari hutan hujan yang salah. Banyak dari ini memperkirakan peningkatan kekayaan spesies berasal dari arboreal kumbang (Coleoptera), tapi beberapa kelompok kanopi penghuni lain yang jauh lebih banyak daripada yang diyakini sebelumnya.
Pada keanekaragaman hayati serangga setidaknya di beberapa hutan tropis, tampaknya sangat kurang dari perkiraan awal. Perkiraan global keragaman serangga yang dihitung dari ahli belum dideskripsikan spesies antara serangga studi mereka cenderung relatif rendah. Jelas ada harapan bahkan penyebaran spesies tidak realistis, karena beberapa kelompok dan wilayah di dunia yang kurang dikenal.

Biogeografi serangga
Pada umumnya, rasio dari temperatur spesies yang diketahui untuk kelompok vertebrata, estimasinya lebih rendah dibandingkan dengan temperatur dari serangga.
Untuk serangga, ada yang aktif di malam hari dan ada juga di siang hari. Biasanya yang aktif di siang hari memiliki warna yang mencolok dibandingkan dengan yang nokturnal atau yang aktif pada malam hari.
Pola penyebaran serangga didasarkan pada lingkungan dan juga sumber makanannya, jadi semakin tinggi sumber makanan maka semakin rendah kemampuan serangga untuk bermigrasi atau berdiapouse. Begitu pula dengan lingkungan, jadi semakin tinggi kelembaban suatu wilayah, maka semakin tinggi pula perkembangan serangga diwilayah tersebut.

Serangga dan ekosistem
Serangga penting untuk fungsi ekosistem, yaitu dalam proses daur ulang, melalui pengurai tanah, degradasi kayu dan serasah daun, penyebaran jamur atau sebagai vektor, perbanyakan tanaman, penyerbukan tanaman, pemeliharaan tanaman, vektor penyakit hewan besar, sebagai predator, parasitisme dan sebagai fitofag.



0 komentar:

Posting Komentar

 
;