Bagian
TARSONEMATIDAE
Family
Tarsonematidae
Gambar
. Polyphagotarsonemus latus
a.
Telur, b. Larva (Bagian Lateral),
c.
Larva (Bagian Ventral), d. Nimfa Bagian Ventral,
e. Imago Betina, dan f. Imago
Jantan
Jenis tungau dari
famili ini mempunyai beberapa variasi biologi, yaitu berbadan lunak dan tidak
mempunyai mata. Beberapa spesiesnya adalah fitofag, padahal hidupnya pada
sampah atau sebagai parasit.
Pholyphagotarsonemus
(= Hemitarsonemus) Latus Banks, tungau teh kuning tersebar luas dan bersifat fitofag. Di Indonesia ditemukan
pada tanaman tanaman antara lain tomat, karet, cabai, dan teh.
Pada teh, tungau yang paling sering ditemukan pada kuncup dan
di antara bagian bawah daun termuda. Hasil Serangan di pembentukan tunas
panjang yaitu klorosis, sempit, dan mengeriting. Pada daun tua, dua luas, garis coklat masih bisa dilihat kedua
sisi vena mai, tungau yang telah mampu mencapai tepi daun menggulung saat daun
masih muda. Bibit kina menjadi agak coklat setelah serangan tungau. Ketika menyerang karet, daun muda rusak dan gugur sementara daun yang
lebih tua menunjukkan kelainan asimetris. Tunas utama bibit pohon
di pembibitan hampir berdaun selain dari beberapa berwarna merah kecoklatan dan
daun muda apikal.
Daun hijau muda yang kemudian digantikan oleh daun hijau gelap kaku kekurangan zat hijau
daun pada tanaman. Tunas mungkin berkembang kemudian di bawah
mahkota. Gejala penyakit jamur
yang serupa tetapi kemudian daun tidak jatuh.
Di
Filipina tungau ini adalah hama tanaman muda di rumah kaca (tomat, kentang,
tembakau) dan tanaman hias di kebun-kebun. Gejala umum serangan
adalah kematangan, distorsi dan penebalan daun dan kematian tunas apikal.
Deskripsi
dan perkembangan. Bagian Bawah Tungau
yang menginfeksi daun, terdapat bintik-bintik exuvius dan yang membedakan imago
dengan nimfa yaitu adanya titik yang berkilauan yang jelas. berukuran 0,25 mm, tubuhnya
licin hampir jernih, berwarna hijau kekuningan dengan kaki tipis dan bergerak
cepat. Bentuk tungau trianguler, nimfanya berwarna putih transparan. Biasanya
nimfa terdapat pada daun-daun muda dan setelah menjadi imago, tungau betina
kemudian makan dan meletakkan telur pada daun yang sama. Telur berukuran 0,1 mm dalam diameter. Dengan karakteristik memahat. Mereka (telur) diletakkan secara terpisah, mereka (telur) rata dibawah daun.
Ekologi. Pada karet, tungau muncul pada daun muda bermunculan setelah daun tua berguguran. Mereka tidak dapat berkembang biak pada daun dewasa. Pada teh, tungau muncul pada daun muda, terutama setelah pemangkasan saat pertumbuhan yang cepat. Infestasi umumnya terjadi selama musim hujan. Gejala-gejala pada teh sangat mirip dengan yang disebabkan oleh tungau merah muda (Eriophyes).
Kerusakan. Gejala muncul sangat cepat, sekitar 8-10 hari setelah infestasi dengan beberapa tungau, tanaman tomat bisa menjadi coklat. Setelah 4-5 hari lain pertumbuhan mungkin terlihat seperti terbakar. Kerusakan kadang-kadang meningkat terjadinya simultateneous thrips. Dalam karet kerusakan tanaman muda di pembibitan dan situs produksi klonal adalah meningkat secara signifikan. Kutu tungau juga mendorong terjadinya penyakit oleh jamur Helminthosporium. Di Banjar, Pulau Jawa, ini telah mengakibatkan kematian cabang bahkan seluruh pohon. Penggunaan naungan telah direkomendasikan sebagai cara pencegahan.
Steneotarsonemus (= Tarsonemus)
bancrofti (Mich), tangkai Kutu tebu,
didistribusikan ke seluruh SW Pasifik. Tungau ini lebih
dekat menyelesaikan node dan di celah-celah di atas daun axils di situs yang
tidak terkena cahaya. Mereka menyebabkan
tonjolan seperti empedu yang awalnya kekuningan dan kemudian menjadi coklat
merah sampai hitam. Agregasi sering terjadi dalam jumlah sedemikian
rupa sehingga tangkai menjadi benar – benar tertutup. Imago betina memiliki kaki belakang lemah, tetapi dari jantan yang dimodifikasi menjadi forsep yangdigunakanuntuk kawin dan untuk membawa nimfa. Ukuran yang betina 0,4 mm, yang jantan 0,3 mm. Kerusakan langsung mungkin tidak terjadi tetapi mungkin terdapat akses ke jamur sehingga mendatangkan penyakit.
0 komentar:
Posting Komentar