Minggu, 23 Oktober 2016 0 komentar

Narasi Kebakaran Tinumbu dan Kandea 2011

Gorontalo, 21 Oktober 2016

    7 Tahun yang lalu saya memutuskan untuk bergabung dalam sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang kemanusiaan. Namanya KSR PMI UNHAS. Hingga sekarang ini masih sering berhubungan dengan keluarga besar. Buktinya ketika saya melanjutkan studi di Jawa, seringkali menyempatkan waktu untuk bertemu dengan keluarga yang juga sedang berdomisili atau sekedar berkunjung ke Jawa. Tempat tinggal saya sekarang di Gorontalo, disinipun masih menyempatkan waktu untuk bertemu dengan keluarga besar KSR PMI UNHAS yang kebetulan bekerja dan berdomisili juga di Gorontalo. Maka bersyukurlah kalian yang telah menjadi keluarga besar KSR PMI UNHAS, karena selain menambah wawasan mengenai kepalang merahan, kita juga dapat memperluas sanak saudara dan terus menjalin tali silaturrahmi dimanapun kita berada.
      Anyway, hari ini dapat kabar dari salah satu anggota dari Diksar 21. Wah, ternyata saya sudah Tua. Ehm. Lanjut.. Saya diminta untuk menulis semacam narasi yang menceriterakan pengalaman ketika menjadi relawan saat penanggulangan bencana. Katanya mau dimasukkan dalam buku untuk di share ke Acara Reuni nanti. Saya ingat, kebakaran di Jalan Tinumbu dan Jalan Kandea, Makassar pada tanggal 25 Mei 2011. Sebelumnya saya pernah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh pihak PMI Cabang Makassar, saya dibagian tim Assessment. Sehingga pada pada tanggal 27 Mei 2011, saya bersama dengan teman sediksar Nur Fauzan Azim. Beberapa bulan setelah kejadian ini, beliau menjadi Ketua KSR PMI UNHAS pada periode 2011/2012.
    Ketika kami tiba di Posko Kebakaran. Sudah terdapat beberapa sembako yang belum dibagikan kepada korban. Karena belum dilakukan pendataan yang pasti mengenai jumlah korban yang mengalami kerugian dan kehilangan harta. Pada saat itu saya dikenalkan oleh ketua RT atau RW di daerah tersebut. Ternyata seorang wanita separuh baya. Alhasil saya bersama dengan ibu (saya lupa namanya :D) sebut saja ibu RW, berkunjung ke rumah-rumah yang menjadi amukan si jago merah. Kami menemui kepala rumah tangga tiap-tiap rumah dan menanyakan jumlah keluarga yang sehat dan sakit/luka akibat kebakaran, jumlah kerugian, apa saja yang dibutuhkan yang mendesak dan masih banyak lagi sebenarnya hanya ini yang saya ingat (secara sudah 5 tahun yang lalu). Hasil pendataan, saya lupa persis jumlahnya, tetapi seingat saya puluhan rumah dan ratusan warga yang menjadi korban amukan si jago merah pada waktu itu.
                Foto dibawah ini (Foto 1) adalah foto sembako yang akan dibagikan ke warga korban kebakaran. Foto yang kedua yaitu foto saya bersama dengan ibu RW dan teman-teman KSR PT se-Makassar. Ada yang dari KSR PNUP, KSR Stikes Sandi Karsa, KSR Yapma, KSR Univ. 45, KSR UNM dan lain-lain. Foto yang ketiga ini hampir seluruh perwakilan dari seluruh KSR PT ikut berfoto. Semoga terus terjalin hubungan/kerja sama yang baik dalam membantu korban bencana untuk tiap KSR PT Se-Makassar. 




Terima Kasih
Salam
Evie Adriani


                
 
;