Jumat, 26 September 2014

Review Pelatihan Kutu Putih Singkong vs Parasitoid: Pengelolaan Hama Invasif Asing Berbasis Ekologi

Dramaga, 23 September 2014
Pukul 08.00-17.00 WIB

Jadwal Pelatihan:
08.00 - 08.30 : Pendaftaran Ulang di RS PTN 2
08.30 - 09.00 : Pembukaan oleh Ketua Penyelenggara di RS PTN 2
09.00 - 09.45 : Pest and Disease of Cassava in Southeast  Asia oleh Dr. Kris Wyckhuys di RS PTN 2
Dr. Kris merupakan Peneliti Singkong yang bekerja di CIAT CGIAR www.cgiar.com dengan julukan "Asia Cassava Entomologist". Organisasi atau newsletter atau pusat penelitian dengan slogan A Global Agricultural Research Partnership  ini membahas dan melaporkan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Pertanian di Dunia. salah satunya mengenai perkembangan populasi kutu putih singkong di dunia. nama internasional dari kutu putih ini adalah pink cassava mealybug, nama ilmiahnya yaitu Phenacoccus manihoti. hama ini merupakan spesifik inang yaitu hanya menyerang tanaman singkong dan mengakibatkan "bunchy top" yaitu bagian pucuk dari tanaman singkong tidak bisa berkembang lagi atau menghambat proses fotosintesis dikarenakan P. manihoti ini mengisap jaringan floem dari daun singkong.

09.45 - 10.00 : Rehat
10.00 - 10.45 : Bioekologi Kutu Putih (Phenacoccus manihoti) Pada Tanaman Singkong oleh Prof. Aunu Rauf di RS PTN 2
Prof. Aunu Rauf menjelaskan tentang bioekologi dari kutu Putih, hama ini berasal dari daerah asal inangnya (singkong) yaitu dari Benua Amerika tepatnya di Negara Brazil dan Paraguay. hama ini masuk ke Afrika pada tahun 1970 dan mengakibatkan kerugian hingga 82% sehingga pada tahun 1990 Pemetintahan Afrika mendatangkan musuh alami dari P.manihoti yang tertinggal di daerah asalnya yaitu Brazil. sehingga populasi kutu putih dapat ditekan dan ini merupakan introduksi musuh alami yang terkenal di dunia pada waktu itu. kemudian pada tahun 2008 hama ini masuk ke Thailand tanpa disertai musuh alaminya lagi sehingga mengakibatkan kerugian juga pada produksi singkong di thailand. lalu pada tahun 2010 pemerintah Thailand mendatangkan musuh alaminya dari Afrika kemudian introduksi tersebut berjalan dengan sukses. Tambahan dari penulis "sekarang tahun 2014 masih ada pembiakan dan pelepasan parasitoid A. lopezi di pertanaman singkong petani di Thailand (wawancara langsung dengan Chidchanok Cheewaprawat dan Areewan sewaktu menjemput mereka di bandara :D). Di Indonesia sendiri, hama ini ditemukan pada Tahun 2010 oleh salah satu mahasiswa yang meneliti hama kutu putih kemudian ditemukan nama spesiesnya yaitu P. manihoti. sehingga Prof. Aunu Rauf, Guru Besar IPB atau Ahli hama membuat proposal pada tahun 2014 dengan mendatangkan musuh alami yang didatangkan ke Afrika dan ke Thailand yaitu Anagyrus lopezi dari Departemen Penyuluhan Pertanian di Thailand. Phenacoccus manihoti merupaka hama yang semua spesiesnya adalah betina yang mampu menghasilkan telur sehingga populasinya dapat meningkat dengan cepat.

10.45 – 11.15 : Pengenalan Kutu Putih pada Tanaman Singkong oleh Dewi Sartiami, Msi di RS PTN 2
Ibu Dewi merupakan Dosen IPB yang saat ini sementara menyelesaikan studi S3 nya di Malaysia. Kutu Putih merupakan famili dari Pseudococcidae. Penjelasan yang sangat bermanfaat dan detail mengenai kutu putih dapat tersampaikan dengan baik yaitu karakteristik morfologi, Prosedur Identifikasi dengan menggunakan preparat slide serta mengidentifikasi spesies dari kutu putih dengan menggunakan kunci determinasi. Sepintas kutu putih yang sering kita lihat tampak sama tetapi jika dilihat secara teliti dan seksama maka terdapat banyak perbedaan dari kutu putih tersebut seperti warna yang sebenarnya ada yang berwarna putih, kuning muda dan merah muda.

11.15 – 12.00 : Praktikum Identifikasi Kutu Putih oleh Dewi Sartiami, Msi, Ms. Chidchanok Cheewaprawat di Laboratorium Bionomi dan Ekologi Serangga
Di laboratorium telah disediakan berbagai jenis kutu putih seperti Phenacoccus manihoti, Paracoccus marginatus, Perrisia virgata dan Pseudococcus Jackbeardsleyi  yang siap untuk diamati dibawah microskop stereo dan compound bagi yang telah dibuat preparat slide.

12.00 – 13.00 : Makan siang dan Sholat
13.00 – 13.45 : Pengendalian Kutu Putih dengan Introduksi Parasitoid oleh Dr. Pudjianto
Dr. Pudjianto merupakan Ketua Program studi Major Entomologi untuk Program Pascasarjana di IPB sekaligus Dosen pengampuh dari Mata Kuliah Pengendalian Hayati Hama Tumbuhan sehingga penjelasan mengenai tata cara introduksi musuh alami dibahas dengan jelas.

13.45 – 14.30 : Mass Rearing of Parasitoid Anagyrus lopezi in Thailand oleh Ms. Chidchanok
Penjelasan mengenai cara pembiakan parasitoid di kurungan secara terperinci dijelaskan oleh Ms. Chidchanok seperti karakteristik dari Anagyrus lopezi, material yang digunakan seperti plastik, tanaman singkong, tanah, kain. Awalnya dimasukkan 5-10 ovisak kedalam satu tanaman yang telah dimasukkan kedalam pot lalu 21-25 hari kemudian akan menjadi instar 3 dan imago. Tekhnik dalam mengambil crawler sama dengan yang kami (Prof. Aunu, Pak Wawan, Pak Budi dan Saya lakukan) yaitu meletakkan sehelai daun atau tanaman baru yang belum terinvestasi kutu putih singkong agar crawler atau instar 1 dari P. Manihoti yang aktif bergerak dapat pindah ketanaman baru tersebut dan dapat juga digunakan tanaman lain yaitu buah labu agar Populasi P.manihoti dapat bertahan untuk digunakan sebagai inang dari A. Lopezi.

14.30 – 15.30 : Praktikum Pembiakan Parasitoid dan Kutu Putih oleh Prof. Aunu rauf, Dr. Kris, Dr. Pudjianto, Ms. Areewan, Dewi sartiami, Msi, Ms. Chidchanok di Lab. Bionomi dan Ekologi Serangga
Penjelasan mengenai cara memelihara parasitoid yang telah dilakukan di laboratorium Ekologi IPB dijelaskan mulai awal dari pembiakan tanaman, pembiakan hama dan pembiakan parasitoid.

15.30 – 15.45 : Rehat
15.45 – 17.00 : Lanjutan Praktikum Pembiakan Parasitoid dan Kutu Putih oleh Prof. Aunu rauf, Dr. Kris, Dr. Pudjianto, Ms. Areewan, Dewi sartiami, Msi, Ms. Chidchanok di Lab. Bionomi dan Ekologi Serangga

Sekian Review Seminar Kutu Putih Singkong Vs Parasitoid dari saya. Semoga Bermanfaat J





2 komentar:

Rita mengatakan...

kalau mau tanya soal hama, boleh nih sama si kakak. kebetulan kami sedang belajar menanam bunga telang yg dipadukan dengan beberapa jenis sayuran. ada jagung, sorgum, daun mint, sereh wangi. pernah coba teh biru bunga telang kan?

salam dari warung martani Prambanan.

Evie Adriani mengatakan...

iya.. silahkan.. dengan senang hati :) @rita

Posting Komentar

 
;